Kalaubenar demikian, maka TS memiliki sebuah kritik bagi mereka yang berpendapat bahwa agama itu adalah faktor penghambat kemajuan sebuah negara dan bangsa. Tidak bisa menilai kontribusi agama (negatif atau positif, besar atau kecil) pada sebuah bangsa dan negara, hanya dengan melihat trend yang terjadi saat ini, ketika negara-negara tersebut
Jugasaat organisasi tidak menerapkan inklusi maka akan kehilangan karyawan unggul dan peluang lebih maju. Hal itulah mengapa keragaman dan inklusi perlu menjadi prioritas organisasi. 1.Employer Branding. Merek perusahaan menentukan bagaimana investor, klien, dan pelanggan memandang bisnis sebagai identitas. Bisnis dengan merek perusahaan yang
Agamajd penghambat atau tidak tergantung bagaimana masyarakat memandang agama itu. Kl agama dijadikan pedoman hidup scr benar oleh masyarakatnya, agama apapun, tentunya tdk akan jadi hambatan. Semua itu tergantung masyarakatnya, tergantung manusianya, krn manusia yg menjalankan dan menggunakannya. "Benda mati" ga pernah salah, semua bergantung pada "manusia" yg menggunakannya.
MengapaKeragaman Agama Tidak Boleh Menjadi Penghambat Dalam Pergaulan by Sekolah WFH — May 08, 2021 0 REPUBLIKACOID JAKARTA Pakar Antropologi Agama Prof Koeswinarno menilai Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik disingkat UU ITE yang diundangkan sejak 2008 lalu telah membuat kehidupan menjadi gila.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. › Opini›Mengelola Keragaman dan... Negara dan masyarakat tak boleh lelah bekerja, menjamin, dan mengelola kehidupan beragama dan berkeyakinan secara menyeluruh, adil, dan sejahtera. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Warga melintas di depan mural yang menggambarkan keberagaman dan kebebasan beragama di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu 1/5/2011. Banyaknya kasus kekerasan yang mengatasnamanakan agama, etnis, dan golongan pada akhir-akhir ini mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa yang terbentuk dalam keberagaman latar belakang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Setara Institute, Amnesty International Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Ma’arif Institute, dan lembaga-lembaga lain di Indonesia, selama tahun 2020 ini, kasus-kasus kekerasan dan konflik bernuansa agama tidaklah ini harus menjadi perhatian serius pemerintah dan seluruh masyarakat. Keragaman agama harus dikelola. Kebebasan beragama harus dijamin. Pengelolaannya harus efektif, menyeluruh, dan adil. Pertama-tama, harus diperjelas karakteristik, sebab-sebab, pelaku, korban, dan skala setiap kasus pelanggaran. Aksi terorisme, misalnya, berbeda dengan kasus konflik komunal di antara kelompok masyarakat yang berbeda agama atau aliran berbeda juga dengan kasus-kasus hukum seperti pendirian rumah ibadah dan kasus-kasus yang dianggap sebagai penodaan agama. Ada juga kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan yang diskriminatif terhadap individu atau kelompok agama kasus-kasus kriminalisasi, persekusi, diskriminasi, intimidasi, penangkapan, dan bahkan pembunuhan tanpa proses hukum, dan pembatasan-pembatasan rumah dan praktik ibadah atau kebaktian yang tidak sesuai konstitusi dan hukum yang adil dan kasus kekerasan dan pelanggaran berbeda-beda dan tidak kasus kekerasan dan pelanggaran berbeda-beda dan tidak tunggal. Apakah sebabnya itu soal perselisihan keluarga, hidup bertetangga, ujaran kebencian dan ajakan permusuhan, atau lainnya. Apakah akar masalahnya itu pemutlakan keyakinan yang terlalu fanatik atau berlebihan, ceramah agama yang mudah mengecam sesat kelompok lain yang berbeda, perebutan sumber-sumber ekonomi dan kepentingan politik identitas dan kekuasaan, atau akar masalah juga diteliti, adakah faktor salahnya kebijakan atau lemahnya penegakan hukum, atau masih diskriminatifnya sebagian aturan yang ada, yang sering dimanfaatkan kelompok-kelompok penekan yang UUD 1945 tentang agama dan hak asasi manusia HAM jelas mengharuskan negara menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jelas juga Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik yang diratifikasi Indonesia sejak 2005. Ramai juga perayaan hari HAM International dan Hari Toleransi PUTRA PERDANA Warga Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang beragama Islam, Kristen, dan Katolik memberi ucapan Selamat Hari Raya Waisak kepada para pemeluk agama Buddha, Minggu 19/5/2019. Acara itu berlangsung haru karena juga menjadi ajang saling banyak aparatur negara juga pelaku pelanggaran, termasuk pemerintah daerah, kepolisian, dinas pemerintahan, dan aparat keamanan. Aktor non-negara pun banyak, termasuk warga, organisasi masyarakat, politisi, tokoh masyarakat, bahkan majelis-majelis agama. Korban-korban pelanggaran pun beragam warga, aparatur sipil negara, kelompok keagamaan, individu, ataupun kelompok minoritas banyak kasus pelanggaran, slogan kerukunan sering diangkat sebagai sebab pembatasan bahkan pelanggaran itu. Demi menjaga kerukunan, seseorang atau bahkan suatu kelompok terpaksa mengebiri kebebasan beragama dan dipahami sebatas tidak ada konflik, tidak ada ketegangan, dan tidak ada perbedaan. Kerukunan diartikan sebagai keseragaman pemahaman dan praktik agama. Yang kecil terpaksa mengalah kepada yang diartikan sebagai keseragaman pemahaman dan praktik agama membutuhkan pengakuan hak beragama dan berkeyakinan, tetapi bisa saja tidak peduli hak beragama dan berkeyakinan orang lain. Mereka menjalankan dan menyebarkan keyakinan dan agama mereka di ruang publik, tetapi bisa lalai menghormati keyakinan dan pemahaman agama yang berbeda di dalam dan di luar agama sering dijadikan alasan orang atau kelompok untuk tidak boleh menafsirkan atau menjalankan agama yang berbeda dengan pemahaman dan praktik penganut agama kebanyakan atau arus utama. Atas nama nilai-nilai agama arus utama, orang tidak boleh berbeda dalam memahami nilai-nilai agama yang sama meskipun tidak terbukti merugikan dan membahayakan kepentingan umum. Kebebasan beragama berarti sukarela, tanpa pemaksaan, dan sesuai pikiran dan hati negara mengakui dan jika memang mendukung pembangunan agama dan moral masyarakat, negara harus mendukung pembangunan semua agama dan keyakinan di masyarakat, termasuk masyarakat adat, penghayat kepercayaan, dan individu dan kelompok yang bukan bagian dari agama dan keyakinan yang YULIANUS Perwakilan penerima bantuan paket bahan pokok berfoto bersama dengan kelompok masyarakat lintas agama di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu 18/4/2020.Pendekatan kekuasaan atau keamanan bisa dilakukan sesuai dengan bentuk kasus yang menuntut penyelesaian hukum. Jangan sampai pendekatan keamanan terhadap kelompok-kelompok tertentu justru menimbulkan benih-benih kekerasan lainnya atau menambah dukungan bagi kelompok-kelompok HAM juga harus dilakukan, dengan berbagai perangkat aturan dan upaya advokasi dan pendampingan, sesuai dengan konteks sangatlah penting pendekatan berbasis kepentingan, kepentingan semua pihak terkait, melalui komunikasi dan dialog dari hati ke hati, berdasarkan kearifan lokal, bukan mencari pemenang, melainkan penyelesaian konflik yang menyeluruh dan berkesinambungan. Harus dipastikan pemenuhan hak-hak semua pihak agar konflik serupa tidak lagi terjadi di kemudian itu, penitikberatan pada hak-hak komunal sering melupakan sisi kemuliaan manusia human dignity. Dalam agama-agama, ada ajaran tentang kemuliaan manusia sebagai individu selain sebagai makhluk kewargaan janganlah sejatinya dihargai sebagai manusia, terlepas dari agama, suku, ras, jenis kelamin, dan identitas-identitas lainnya. Peran agama sangatlah penting dalam membersihkan hati dan memperbaiki perilaku manusia yang gampang salah dan buruk dampaknya dalam kehidupan diri dan kewargaan janganlah mengendor. Janganlah dunia pendidikan berhenti menanamkan sikap menghargai sesama dan pola berpikir dan bertindak yang baik dan adil. Pentingnya pemahaman atau literasi kewargaan civic literacy ini seiring dengan pentingnya literasi keagamaan religious literacy.Pendidikan keagamaan yang luas dan tepat mengajarkan keterbukaan dalam perbedaan dan keragaman, menyejukkan hati dan pikiran, dan mengutamakan cinta dan persahabatan, bukan kebencian dan menyelesaikan kasus demi kasus keragaman dan kebebasan beragama yang masih telantarkan hingga hari ini, negara dan masyarakat janganlah lelah bekerja, menjamin, dan mengelola kehidupan beragama dan berkeyakinan secara menyeluruh, adil, dan setara.Muhamad Ali, Associate Professor Kajian Islam dan Agama-agama, University of California, Riverside
Jawabanselain lupa tuhan,kita juga mendapat dosa,karena terlalu berlebihan dalam pergaulan terutama karena mainn,pahala kita juga menurun,karena itu kita harus lebuh banyak mengaji,membaca qur'an sholat lima waktuu dann shalawat
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta07 Desember 2021 0422Halo Adelio F, kakak bantu jawab ya. Jawabannya adalah pergaulan itu penting demi menjaga integrasi sosial yang ada di masyarakat. Jika keberagaman agama dijadikan faktor yang menghambat untuk menentukan pergaulan, tidak diherankan maka konflik, perpecahan, dan masalah sosial-pun dapat terjadi dimana ada kelompok agama yang mendominasi dan terdominasi. Yuk, simak penjelasan berikut! Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang salah satunya yaitu bidang agama. Keberagaman agama tidak boleh dijadikan faktor yang menghambat dalam menentukan pergaulan sebab pergaulan itu penting demi menjaga integrasi sosial yang ada di masyarakat. Ditambah lagi, pergaulan menjadi semakin erat dan positif karena pergaulan dilakukan sesuai dengan norma agama. Lagi pula keberagaman juga dapat menutupi hal-hal yang masih kurang dalam kehidupan masyarakat. Terimakasih sudah bertanya dan gunakan Roboguru, semoga membantu ya
Jawaban yang benar adalah alam yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukan bangsa lain. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama. Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Adanya keragaman agama tidak boleh menjadi penghambat dalam pergaulan. Alasan yang mendasari bangsa Indonesia memiliki keberagaman agama adalah kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukan bangsa lain. Jadi, adanya keragaman agama tidak boleh menjadi penghambat dalam pergaulan. Alasan yang mendasari bangsa Indonesia memiliki keberagaman agama adalah kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukan bangsa lain. Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah D.
mengapa keragaman agama tidak boleh menjadi penghambat dalam pergaulan